Rencananya selain rencana produksi mobil full listrik mulai 2030 mendatang, Volvo rencananya juga akan meninggalkan penggunaan bahan kulit yang menggunakan bahan dati hewan dengan tujuan untuk kesejahteraan hewan.
Autos.id – Baru-baru ini, brand otomotifg asal Swedia, Vovlo berencana akan mulai menerapkan pemberlakukan produksi mobil yang full listrik sepenuhnya mulai tahun 2030 mendatang. Tetapi sebelum benar-benar akan beralih sepenuhnya dengan produksi mobil listrik, Volvo akan membuat sebuah langkah cukup berani dengan menghapus salah satu item yang sudah ada diberbagai produknya, yaitu kulit.
Volvo sendiri mengungkapkan bahwa pemberalukan tidak adanya bahan material kulit didalam mobil mereka akan dimulai ketika produksi Volvo C40 Recharge akan diproduksi. Dan setelah itu, nantinya produk Volvo yang akan diproduksi tidak ada yang ditawarkan dengan bahan kulit sama sekali.
Seperti yang diungkapkan Stuart Templar, direktur keberlanjutan global di Volvo Cars menyebutkan bahwa menjadi produk mobil progresif akan membuat mereka perlu menangangi semua bidang keberlanjutan, bukan hanya melulu soal emisi. “Sumber yang bertanggung jawab juga adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan, termasuk juga dalam menghormati kesejahteraan hewan. Dengan mengganti bahan kulit didalam mobil listrik murni merupakan langkah selanjutnya yang baik untuk mengatasi masalah kesejahteraan ini” ungkap Stuart.
Bahan Untuk Menggantikan Kulit
Menurut Volvo, bahan baru yang nantinya akan digunakan sebagai pengganti kulit pada bahan material mereka adalah Nordico. Nordico sendiri merupakan tekstil dari gabus daur ulang yang digunakan oleh industri anggur, botol polietilen tereftalat (PET) daur ulang, serta bahan yang dikaitkan dengna bio dari hutan negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Finlandia.
Nordico sendiri rencananya akan mulai digunakan pada beberapa model terbaru Volvo kedepannya. Selain itu Volvo juga menyebtutkan tidak hanya akan berfokus pada pelapis interior dalam mupaya menggunakan bahan yang lebih berkelanjutan, tetapi juga dari mobil secara keseluruhan. Rencananya, Volvo menargetkan sekitar 25% dari semua bahan yang digunakan didalam mobil menggunakan bahan daur ulang dan berbasis dari bio.
Kemudian Volvo juga menyebutkan bahwa mereka juga berencana untuk mempertahankan opsi penggunaan bahan campuran wol. Tetapi penggunaan bahan campuran wol ini hanya akan berasal dari pemasok yang disertifikasi untuk sumber wol secara bertanggung jawab. Stuart Templar menambahkan bahwa sejatinya mereka menghadapi tantangan yang cukup sulit dalam menemukan produk dan bahan yang mendukung kesejahteraan hewan. “Memang kelihatan sangat sulit, tapi apapun itu bukan merupakan alasan untuk menghindari mencari permasalahan yang satu ini” ujar Stuart.
Volvo sendiri bukan satu-satunya pabrikan mobil yang berencana menawarkan interior dengan bahan vegan atau ramah lingkungan, tetapu Volvo saat ini juga satu-satunya yng berencana untuk secara aktif dalam menghapus bahan kulit sebelum beralih ke jajaran elektrifikasi sepenuhnya. Tentu saja dengan hadirnya wacana penggunaan bahan daur ulang serta produksi mobil yang full elektrifikasi bukan tanpa ada halangan dalam beberapa decade terakhir.
Penggunaan logam yang digunakan untuk baterai EV dan ekstrasinya melalui penambangan akan lebih sulit bila dibandingkan dengan menghilangkan interior kulit didalam mobil. Karena yang terjadi saat lebih karena tanpa adanya perubahan secara signifikan dalam komposisi baterai ditahun-tahun mendatang. Yang terjadi nanti kedepannya bukan semata-mata kehilangan keberlangsungan hidup hewan saja, tapu lebih dari itu, yaitu menghadapi kemacetan produksi dan pasokan pembuatan baterai EV kedepannya apabila tidak bisa saling berkorelasi kedepannya.